Kamis, 25 April 2013

Simulasi UN pada UKK 2013

Evaluasi merupakan salah satu kegiatan dalam pembelajaran. Umumnya evaluasi digunakan untuk mengetahui perkembangan peserta didik terhadap penguasaan materi yang telah diselenggarakan sebelumnya. Dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh para guru dalam menentukan pembelajaran berikutnya, apakah diperlukan remidi keseluruhan materi atau sebagian yang perlu diulang. Atau dapat juga diberikan materi pengayaan yang membutuhkan persyaratan ketuntasan materi sesuai dengan batas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Terlepas dari berbagai penilaian yang tercantum dalam KKM, dari semua itu evaluasi dapat juga digunakan sebagai tolok ukur dalam keberhasilan pembentukan karakter peserta didik pada mata pelajaran yang bersangkutan maupun secara keseluruhan.
Bagi sebagian peserta didik bisa jadi evaluasi merupakan momok yang begitu menakutkan sehingga banyak ditemui berbagai bentuk kecurangan sebagai akibat dari ketidak percayaan terhadap potensi diri sendiri. Kecenderungan tindakan mereka biasanya diakibatkan dari kurangnya kepedulian terhadap masa depan mereka sendiri, kurang disadarinya dampak dan akibat dari perilaku tersebut. Ketidakpercayaan diri atau pun penolakan ke arah kemandirian sebetulnya akan berdampak sangat yang kurang mereka sadari. Mereka akan terbiasa bergantung kepada objek lain sehingga jika hal itu dibiasakan akan menjadikan pribadi yang manja terhadap permasalahan yang akan mereka hadapi nantinya.
Pelaksanaan evaluasi yang diwarnai berbagai bentuk kecurangan termasuk dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) pun dianggap biasa. Hal ini menjadikan kekhawatiran di kalangan para guru maupun para pengamat dan masyarakat peduli pendidikan karena dampaknya akan sangat luar biasa di kemudian hari. Pribadi manja dan malas yang terbentuk dari rasa takut akan kegagalan tidak disikapi dengan upaya positif dengan menggali potensi diri namun justru malah memanjakan diri dengan perbuatan yang tidak terpuji yang cenderung hanya bergantung pada potensi orang lain, rasa tidak bersyukur yang akhirnya menjauhkan sifat-sifat kemanusiaan mereka pada akhirnya. Untuk mengatasi hal itu pula kebanyakan guru memperketat pengawasan selama pelaksanaan evaluasi tiap mata uji bagi para peserta didik.
Berkaca dari permasalahan di atas dalam pelaksanaan ulangan kenaikan kelas (UKK) disepakati dalam diskusi antara kepala sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Pati dan para pengurus MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) tiap mata pelajaran tingkat SMA di Kabupaten Pati yang dilaksanakan pada hari Rabu, 24 April 2013 bertempat di SMA PGRI 1 Pati disepakati bahwasanya pelaksanaan UKK akan dibuat menyerupai UN. Soal dibuat dalam bentuk paket A dan paket B yang dilaksanakan untuk pelaksanaan pada tanggal 3 sampai 11 Juni 2013, sedangkan untuk peserta didik yang tidak dapat mengikuti UKK pada tanggal tersebut dapat mengikuti ujian susulan yang jadwalnya disesuaikan pada masing-masing sekolah dan guru mata pelajaran setempat dengan menggunakan paket soal cadangan. Dengan model semacam itu diharapkan meminimalkan kecurangan pada pelaksanaan UKK sehingga mendidik mereka agar dapat lebih mandiri.
Warga SMA N 1 Batangan dalam menghadapi UKK yang dapat diasumsikan sebagai simulasi UN pada tahun-tahun mendatang diharapkan dapat lebih mempersiapkan diri. Perlu diingat bahwasanya pendidikan bertujuan utama membentuk manusia seutuhnya, yaitu manusia yang benar-benar mengerti sifat kemanusiaannya yang berdaya guna dari ilmu pengetahuan yang melekat pada pola pikir mereka dengan berlandaskan iman dan takwa kepada Sang Pencipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar